07 April 2012

Batik Kebanggaanku


Kalau bicara batik, yang pertama muncul di benak saya adalah saat pertama saya mengenalkan warisan budaya Indonesia ini pada Andrew, putra saya yang ketika itu baru berusia 2thn.

Dalam satu kunjungan ke Semarang, kami mampir ke sebuah mall dan menemukan area membatik. Wah, saya langsung tertarik. Saya belum pernah membatik... apalagi ini bisa jadi kesempatan untuk mengenalkan Andrew akan warisan budaya Indonesia yang satu itu. Singkat cerita, si toddler ngotot mau pegang centing sendiri, ambil lilin panas sendiri... dan akhirnya sukses keselomot kompor sampe nangis membahana ke seluruh mall. Oops.


Tapi ngga lama nangisnya berhenti dan kita melanjutkan membatik sampai selesai. Sampai di hotel dia pamer kelingking yang melendung ke opa dan oma sambil ngoceh panjang lebar. Saya kena semprot Mama karena kurang hati-hati jaga anak sementara anak saya dengan bangganya menunjukkan hasil karyanya.

Untungnya sekarang sudah ada cara mengenalkan batik yang lebih aman dan tidak pakai ada acara keselomot kompor. Caranya dengan mengikutkan si kecil ke dalam program “Satu Batik Jutaan Jari” dari Bodrexin. Mudah kok, yang perlu dilakukan hanya mengirimkan foto sidik jari si buah hati dan foto expresi uniknya beserta tangan yang sudah dicap ke Fanpage Kebaikan Bodrexin.

Acara ini ada roadshownya dari kota ke kota di seluruh Indonesia. Selain batiknya unik, anak juga dapat ‘membatik’ dengan aman. Jangan sampai kelewatan ya. Keterangan lebih lanjut, selain ada di fanpage ada juga di twitter @tentangkebaikan.


Dan kisah keselomot kompor saat membatik itu jadi satu kebanggaan buat Andrew sampai sekarang dia sudah 6thn. Setiap kali pakai batik (seperti ke acara resepsi atau peringatan Kartini di sekolahnya), dia dengan bangga akan cerita ulang proses membatik, lengkap dengan expresi keselomot kompor-nya.

Saya sebenarnya ingin lebih sering Andrew mengenakan batik, tapi saya sering pusing mau dipasangkan dengan apa lagi ya batiknya? Karena anak saya cowok, mix and match saya suka mentok di kemeja dan celana. Well, kalau sudah mati ide, biasanya saya mampir ke Mommies Daily untuk mencari inspirasi. Selain sebagai sumber informasi (bukan hanya untuk fashion anak saja lho), Mommies Daily juga merupakantempat sharing para mommies.

In the end, saya jadi sadar kalau melihat anak saya segitu bangganya dengan batik yang dia buat, berarti saya juga harus bangga akan batik-batik yang dihasilkan bangsa Indonesia. Karena meskipun bukan saya yang membatik langsung, semuanya adalah hasil karya bangsa sendiri.

Pakai batik? Siapa takut?













Outfit 1: Batik shirt Danar Hadi + Jeans
Outfit 2: Batik shirt unbranded dari Jogja + Gap T-shirt beli di outlet + Little M pants
Outfit 3: Batik shirt unbranded dari Solo + Pants beli di Tajur + shoes beli di Singapore