14 July 2014

“Ini Boleh Diminum Ngga, Ma?”

Travelling sama anak pasti seru. Soalnya pasti dapat banyak pertanyaan dari si kecil. Salah satunya tentang perbedaan kebiasaan. Jadi boleh deh kali ini kita ngeblog tentang salah satu pertanyaan itu: misteri air minum.

Air minum itu penting buat anak saya. Soalnya, ngga seperti saya yang peminum kopi, bubble tea dan jus, Dudu hanya suka air putih. Saya harus mencontoh dia nih sepertinya. Saat pertama kali ke Singapore, Andrew kehabisan air minum. Maklum, banyak aktivitas dan seringnya kita jalan kaki membuat kita jadi cepat haus. Kalau si oma sering mengingatkan untuk minum minimal 8 gelas sehari, Mayo Clinic merekomendasikan extra 1,5-2,5 gelas untuk memenuhi kebutuhan cairan kita.

Minum air keran, jadi tidak usah beli air botolan
Saya kemudian menyuruhnya mengisi botolnya dengan air keran. 

Dudu: Loh kok air keran? Kan air keran bikin sakit perut.
Mama: Air keran di Singapore bersih kok. Boleh diminum.
Dudu: Kok bisa? Kok kalau di rumah cuma boleh buat cuci piring sama cuci tangan?
Mama: (bingung) Soalnya...
Dudu: Kan sama-sama bersih, Ma. Ngga ada warnanya.

Saya jadi harus putar otak menjawab pertanyaan dia: Apa sih syarat air minum layak konsumsi? Yup, jaman sekolah dulu kan kita belajar tentang air yang layak dikonsumsi: tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa. Yang saya ingat cuma 3 syarat itu. Selain bahwa sumur harus berjarak minimal 15 meter dari kamar mandi. Jadi, ya itulah yang saya jelaskan ke Dudu waktu dia bertanya soal kenapa kalau minum air harus dari air botol yang dibeli di supermarket. Lalu kita bertemu air keran yang bisa diminum di Singapore. Jadilah saya terpaksa konsultasi dengan Mbah Google tentang air minum

Sertifikasi air aman untuk diminum
yang ada di kaca wastafel kamar hotel kita
Ternyata ada hal-hal yang tidak kasat mata. Misalnya, derajat keasaman atau mineral yang terkandung di dalamnya. Kesadahan air harus rendah (tidak mengandung kalsium dan magnesium) karena kandungannya berbahaya bagi tubuh kita. Tingkat kesadahan air juga dapat merubah rasa. Sebaiknya air juga bebas E.Coli karena bakteri yang satu ini bisa bikin sakit perut. Semua itu gimana liatnya? Selain melihat sertifikasi pemerintah tentang air (tiap negara ada sertifikasinya), kita juga harus menggunakan 3 syarat pertama itu. Kalau agak keruh atau berbau aneh kita harus curiga duluan.

Dudu: Kalau minum air keran kok tetep haus ya?
Mama: Ya soalnya air kan buat dehidrasi. Kalau air keran kan ngga ada mineral penghilang haus seperti air botolan

Si Dudu bengong. Ngga ngerti. Buat dia, mineral, bakteri, virus dan kandungan air itu semua sama saja. Yang dia tahu, kalau sudah lewat Pure It, air jadi bisa diminum.

Kok anak saya tahu Pure It? Ternyata dia sering nonton Iklan Pure It, yang ibu hamil minum air itu lho.

Ini yang namanya Pure it 
(photo: http://www.pureitwater.com)
Saya yang ngga pernah ngeh sama produk seperti ini jadi ketika Dudu bisa menyebutkan bahwa Pure It menghilangkan kotoran dan filter karbon aktifnya membantu menghilangkan parasit dan pestisida berbahaya, saya jadi kaget. Dari mana dia tau kata macam pestisida. Sebelum saya tanya, dia sudah tanya duluan...

Dudu: Apa itu pestisida, Ma?
Mama: Pestisida itu pembunuh kuman, tapi ya itu tadi, termasuk dalam hal-hal yang tidak terlihat namun bisa ada di air dan berbahaya jika kita minum.

Selain dua tekhnologi di atas, Pure it juga memiliki prosesor pembunuh kuman dan penjernih air. Ternyata kalau shopping ke supermarket dia suka mampir ke counter Pure It, minum air dan ngobrol sama mbak SPG. Sekarang dia jadi fasih menjelaskan kenapa air Pure It aman untuk dikonsumsi.

Teknologi Pure it
(photo: http://www.pureitwater.com)
Anak saya mau jadi professor… dan menurutnya Pure It ini salah satu ciptaan yang keren banget. “Dengan 4 tahap pemurnian air, air dari Pure It ini jadi bisa diminum. Kan hemat, Ma, praktis lagi ngga usah gotong air gentong.” 

Oke deh Professor Andrew…


===============================

Blog entry ini diikutkan lomba blog Pure It Indonesia dan merupakan bagian dari rangkaian blog posting Libur Telah Tiba yang menceritakan kegiatan kita selama liburan sekolah 21 Juni -13 Juli 2014 kemarin.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.