28 March 2015

Ikutan Earth Hour?

Anak jaman sekarang hidupnya sudah serba listrik dan teknologi. Andrew contohnya, kalau liburan kerjanya di rumah, main komputer seharian di kamar yang ber-AC. Jadi definisi Earth Hour tidak ada dalam kamus dia.

“Apa sih enaknya gelap-gelapan?”

Yah, Du, Earth Hour itu bukan sekedar gelap-gelapan dan mematikan lampu.Meskipun bukan juga gerakan menghemat energi sedunia yang bisa langsung menyelamatkan masa depan dari berbagai krisis.

Earth Hour yang tahun ini jatuh pada tanggal 28 Maret 2015 jam 8.30-9.30 waktu setempat dirayakan banyak orang. Sudah banyak shopping mall yang menyatakan keikutsertaan mereka berkomitment menyelamatkan iklim. Central Park menghadirkan organik market dan segudang kegiatan “tukar sampah”, pertunjukan musik dan belanja dalam gelap. Bintaro Jaya Exchange Mall mengadakan Piknik Sinema yang menghadirkan film pilihan di alam terbuka. Meskipun bukan khusus karena Earth Hour, namun acara ini bisa jadi pilihan aktivitas jika kita memilih untuk tidak berada di rumah. Cek schedulenya di sini.

Lalu apa dong yang bisa kita lakukan selagi mematikan lampu dan mencabut kabel dan sambungan listrik yang tidak terpakai?


Main shadow puppet. Ini yang biasanya paling mudah dan populer. Tinggal menyalakan lilin lalu membuat bayangan sambil bercerita di tembok. Bisa dibuat main tebak gambar juga, atau sekedar memperkenalkan si kecil dengan yang namanya bayangan. Pasti dia suka karena bayangan mainan mobil jelas bebeda dengan bayang Spiderman.
Photo: Pinterest
Melihat bintang. Buat yang di kota besar, mungkin kegiatan ini agak sulit dilakukan. Atau jika sedang apes dan cuaca mendadak mendung. Tapi, kenapa tidak tetap dicoba. Duduk-duduk di teras rumah selama satu jam sambil ngobrol atau main kembang api pasti asyik.
Main musik. Kalau ada keluarga yang bisa main gitar, kenapa tidak mengajak si kecil bernyanyi dan bermain bersama. Jika tidak, well, ambil koleksi rattle si kecil dan gunakan sebagai pengiring lagu kesukaannya.


Belajar permainan tradisional. Petak gunung, congklak... Atau yang mengasah otak seperti catur bisa dilakukan dengan penerangan cahaya lilin.

Let’s make this earth a little greener.

24 March 2015

Pelajaran dari Game Facebook

Musim hujan yang bikin malas ke luar rumah ini membuat kencan kita sering mentok. Akhirnya Dudu sibuk main game di laptop dan saya di dekstop sibuk juga... ngeblog.

Peraturan rumah:

  • Dudu main game hanya Sabtu-Minggu dan hari libur (soalnya Senin-Jumat dia sekolah sampai sore, pulang langsung les, mengerjakan PR, nonton TV lalu tidur)
  • Hanya boleh main game Facebook. Kalau game lain saya takut dia klik yang aneh-aneh. Game Facebook pun sudah saya edukasi tidak boleh klik iklan, tidak boleh klik yang gambarnya aneh-aneh. Jadi dia sudah tahu kalau virus bikin komputer rusak dan dia tidak bisa main game lagi.
  • PR dan tugas lainnya harus tetap dikerjakan.
Jadi, weekend ini saya minta Dudu mendaftar dan menceritakan game yang dia suka mainkan dan saya ikutan ngintip sambil memfoto layar laptop. Ini hasilnya

Home Sheep Home



Shaun The Sheep yang menantang
Game apa? Ini Shaun The Sheep. Ada yang dia berusaha kembali ke farm-nya. Seru game-nya karena kita harus mencari strategi untuk membuka pintu bagasi mobil, mencopot antena TV si farmer... semuanya dengan 3 domba. Dan 3 dombanya harus selalu bersama-sama. Kalau si Timmy atau yang gendut ketinggalan ya tidak bisa ke level selanjutnya.

Gunanya? Bisa belajar challenge. Karena kita harus berpikir bagaimana caranya supaya semua domba bisa selamat. Setiap domba ada kehebatan dan kepayahannya masing-masing, jadi kita harus tahu domba mana yang bisa berguna.

Ekobasket



Belajar tentang sampah dari game
Game apa? Ceritanya si jagoan mau penjadi pahlawan kota dengan memilah-milah sampah. Yang plastik harus masuk tong yang plastik, yang gelas sendiri, dan sampah kertas. Kita jadi pahlawannya lalu harus melempar sampah ke tong yang benar. Kalau salah nilainya berkurang.

Gunanya? "Aku jadi tahu beda sampah seharusnya dimasukkan ke tong yang berbeda. Di Indonesia belum ada ya, Ma? Emang kenapa harus dibedakan?

Theme Hotel



Mau bangun apa?
Jangan lupa bangun liftnya ya
Game apa? Kita membangun hotel. Pengunjung datang lalu kita bangun kamar, bangun laundry, bangun cafe... waduh kamarnya kotor jadi kita harus hire maid untuk membersihkan. Kalau pelanggan senang kita juga senang.

Gunanya? Membangun hotel harus untung. Aku tidak boleh bikin kamar banyak-banyak. Tapi kalau pelanggan protes, aku bisa pinjam uang dari loan supaya bisa bangun cafe lagi. Loan itu apa, Ma? Ooo pinjam uang dari bank. Harus dibayar lagi ya, Ma? Kok Banknya mau ya pinjamin begitu saja?

Ternyata ngga semuanya tembak-tembakan zombie. Meskipun game seperti Zombie Shooters, Zombie Defense dan sejenisnya masih bertengger di apps FB saya (dan kadang nongol notifikasinya di wall saya), tapi ada juga game yang bisa bermakna. Kalau kata si Dudu: “game aku lebih seru daripada farm heroes punya Mama yang cuma mencocokan buah itu.”

Ya terserahlah, Du haha.

22 March 2015

Oleh-oleh dari Social Media Week Jakarta

“You can’t trick people into sharing.” 
– Scott Lamb, VP of Buzzfeed International
Dikirim ke Social Media Week sama kantor ternyata dapat ilmu seru. Sebenarnya ini sesuatu yang obvious banget—yang semua orang seharusnya sudah tahu, namun entah kenapa ketika diulas lagi menjadi sesuatu yang menarik. Plus, ada diskusi sama si Dudu juga soal ini.

Presentasi dari Buzzfeed tentang Social Media Sharing
Loh kok ini jadi tentang Social Media Week? Well, soalnya ada hubungannya dengan diskusi saya dan Andrew beberapa waktu lalu.

Dudu: Satu kelas aku sudah nonton Big Hero Six... aku ketinggalan.
Mama: Lah, kamu waktu nonton premiere film-film ngga pernah mau cerita sama teman-teman kamu. Kayak Spiderman, Lego Movie dan Book of Life kan kamu sudah liat duluan orang kita menang kuis.
Dudu: Ngga mau ah, itu namanya pamer. Pamer itu tidak baik lho, Ma. Orang pamer itu sombong...

Tapi di lain kesempatan dia sibuk bercerita tentang The Walking Dead yang baru saja habis 5 season ditonton lewat DVD. Wuah, kalo sudah soal Zombie, tidak perlu dipaksa atau ditanya dia akan nyerocos sendiri.

Kenapa? Ini alasannya (kata VP-nya Buzzfeed lho):

  1. Think about identity. People share things that have emotional impact on them. Jadi, karena Dudu suka Zombie, dia jadi lebih sering cerita soal Zombie daripada Lego Movie. Walaupun lagunya yang “Everything is Swesome” itu dinyanyiin terus. Kalau bikin blog juga gitu, apa yang terkait dengan kita jadi lebih mudah dituangkan dalam tulisan, daripada kalau harus memaksa diri menulis tema yang kita tidak sukai, seperti (kalau saya) politik.
  2. Capture the Moment. Segera share selagi beritanya belum basi atau share ketika beritanya sedang hangat. Ini yang jadi PR banget buat blogger yang full-time office worker dan full-time mother macam saya. Mungkin ini juga yang buat Dudu malas sharing kalau dia sudah nonton duluan. Waktu Lego Movie dan Spiderman kita nonton 1 minggu lebih awal. Jadi teman-temannya belum ada yang nonton dan Dudu malas dituduh bohong karena filmnya saat itu belum keluar di bioskop. Kalau momennya kelewatan, coba cari momen pas untuk publish cerita itu, atau kita publish pada saat downtime.
  3. It’s not only who are your readers but also where (which platform) you’re sharing your post. Misalnya kalau foto ya share di Instagram, kalau mau pembaca lebih luas ya di Twitter, kalau mau personal (alias teman-teman saja) ya di Facebook atau di Path.
  4. Write something that will have a positive impact on people’s life. Ini yang paling penting. Si Dudu malas pamer karena (menurut saya) dia segan bikin teman-temannya iri lantas menuduh dia bohong. Negatif buat temannya, negatif buat dia juga. Maka itu saya kalau nge-blog paling suka berbagi pengalaman positif yang bisa berguna untuk orang lain. Review film, events, hotel, resto, pengalaman jalan-jalan atau cerita sehari-hari yang saya harap bisa menginspirasi orang lain. Begitu juga ketika saya blogwalking. Pasti cari postingan yang bikin saya semangat dan mendapatkan sesuatu untuk dipelajari.
Let me share this cup of coffee with you.

Personal footnote:

Ngeblog buat saya adalah berbagi cerita, terutama seputar kegiatan saya dan Andrew. Lama-lama saya jadi belajar tentang analytics dan SEO lalu ngeblog berubah jadi main puzzle dengan tema: bagaimana supaya tulisan kita dibaca orang. Saya pernah mencoba menulis sesuai tema yang sedang hangat, tapi hasilnya maksa dan tidak sesuai dengan apa yang menjadi semangat ngeblog saya. Akhirnya saya balik lagi ke menulis petualangan sehari-hari. Sekarang ini sih paling saya sharing di social media pribadi sambil mention-mention juga. Syukur-syukur ada yang men-share lagi ke teman-temannya.

18 March 2015

Mencari Solusi Kulit Kering

Akhir-akhir ini saya musuhan sama yang namanya AC, soalnya saya sedang menyalahkan teknologi tersebut atas kulit saya yang super kering.

Coba bayangkan saja, di rumah kena AC karena si Dudu tidak bisa hidup tanpa pendingin ruangan. AC dimatikan dia langsung keringetan dan ribut kepanasan (tapi tidak berlaku kalau lagi di Puncak atau Bandung). Di mobil kena AC juga. Di kantor, ACnya ada di atas kepala saya. Pasrah deh.


Ada yang bilang tabir surya juga berguna
untuk mencegah kulit kering
Kalau saya complain, Dudu suka kasihan dan rela hidup tanpa AC. Soalnya kasihan sama si Mama yang kulitnya jadi kering. Tapi lama-lama panas juga. Parahnya, akhir-akhir ini kulit keringnya mulai melebar ke kulit kepala. Jadi malas kan kalau dikira ketombean. Beberapa saran dari teman dan Mbah Google sudah pernah dilakukan, cuma ya itu, kadang berhasil hilang tapi 1-2 hari kemudian muncul lagi.

Ini yang penah saya coba, siapa tahu berguna buat yang lainnya meskipun buat saya masih belum berhasil.

  1. Minum air putih yang banyak. Apalagi pencinta kopi seperti saya dan kita semua tahu kalau kopi bikin dehidrasi. Peraturan saya sih 1 gelas kopi sama dengan 2 gelas air minum.
  2. Pakai ointment sebelum pakai make up. Soalnya foundation menutup pori-pori kulit dan ointment selama ini berhasil mencegah kulit saya jadi kering waktu pakai make up. Ointment dari eksrak pepaya yang dioleh-olehin teman dari Australia ini cukup efek mencegah kulit jadi sangat kering, tapi tetap saja tidak menjadikannya normal.
  3. Jangan cuci muka pakai scrub atau air hangat. Kalaupun harus pakai sabun cuci muka, saya pakai yang biasa saja. Jangan juga pakai yang oil control, ntar muka tambah kering dong. Kalau dari hasil Googling sih disuruh menghindari sabun yang mengandung deterjen, tapi gimana lihatnya ya? 
  4. Jangan bergadang. Soalnya semakin kurang waku tidur kita, kulit semakin tidak sehat karena kurang istirahat.
  5. Diniatin makan sayur dan buah. Kalau kulit kering paling berasa di kaki, karena saya dari kecil tidak suka mengkonsumsi sayuran, maka seminggu tanpa sayur itu biasa. Yang ada kulit kaki pecah-pecah dan saya baru ingat belum makan sayur. Jadi mungkin ini efek juga untuk kulit muka.
Solusinya mungkin memang jangan terlalu sering berada di ruangan AC, tapi hari begini, ke mana bisa cari udara luar? Jadi sekarang ini pasrah pakai pelembab saja. Belum ada solusi lain yang hendak dicoba. Ada tips lain yang bisa dishare?

Mungkin kulit keringnya karena stress dan butuh liburan?

17 March 2015

Museum Ceria Family Weekend Special: Aku Diponegoro

Sebagai seorang murid sekolah internasional, Andrew tidak kenal pahlawan nasional. Mendaftarkan dia ke Museum Ceria Family Weekend Special “Aku Diponegoro”, yang diselenggarakan tanggal 1 Maret 2015 kemarin di Galeri Nasional, memberikan sebuah perspective baru bagi anak yang mukanya lebih mirip kompeni daripada sang pangeran.


Perjalanan hidup Pangean Diponegoro dalam rangkuman
Perjalanan hidup Pangean Diponegoro dalam rangkuman
Terlambat 20 menit gara-gara Car Free Day (seharusnya kita ambil yang sesi siang saja haha), Andrew masih sempat ikut art and craft. Namun dia sudah tertinggal storytelling sesi pertama dan akhirnya ikutan di sesi kedua bersama beberapa teman yang terlambat datang juga. Ternyata anak jaman sekarang berbeda pandangan dengan jaman saya kecil dahulu. Soalnya waktu storytelling Pangeran Diponegoro, ada percakapan begini.

Kakak Museum: Siapa itu Pangeran Diponegoro?
Dudu: Orang nyeker ini… (sambil menunjuk wayang Pangeran Diponegoro yang nyeker).
Kakak Museum: Waktu kecil, meskipun anak raja, Pangeran Diponegoro tidak mau tinggal di istana. Siapa yang tahu kenapa?
Dudu: Pasti karena di istana tidak ada AC….
Anak di sebelah Dudu nyeletuk: Pangeran Diponegoro tinggal di kampung gitu?
Dudu: Pangeran Diponegoro tinggal di kampung agar tidak sombong. Soalnya kalau sombong kan tidak baik, nanti kena batunya….
Kakak Museum: Lalu Pangeran Diponegoro main layangan….
Dudu: Tante… kenapa main layangan? Apa tidak ada permainan yang lebih keren sedikit? Apa Pangeran Diponegoro tidak tahu caranya main petak umpet?
Anak di sebebelah Dudu nyeletuk lagi: Masa Pangeran tidak punya iPad?
Pangeran yang ini cuma punya rempah-rempah dan tanah leluhur…




Mendengar Dudu terkaget-kaget kenapa bangsa Indonesia yang prajuritnya nyeker dan hanya pakai keris serta bambu runcing bisa melawan Belanda yang pakai sepatu boot dan pakai senapan, saya jadi geli sendiri. Tidak masuk akal memang.

Kakak Museum: Pada saat berunding, Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda.
Dudu: Pasti karena istrinya berkhianat dan bersekongkol dengan musuh…

Dudu kebanyakan nonton Mahabaratha dan Jodha Akbar di TV kayaknya. Ini cerita sejarah lho bukan sinetron atau drama kolosal. Dan kenapa harus istri yang berkhianat?

Setelah storytelling berakhir (fiuh), kita segera menuju ruang pameran untuk berburu petunjuk. Sejak masuk museum saya sudah mewanti-wanti Dudu bahwa ini Museum untuk orang dewasa jadi anak-anak tidak boleh pegang-pegang sembarangan, harus mengikuti garis hitam dan tidak boleh bersandar di dinding sebelah lukisan. Ketika petunjuk di kertas membawa Dudu ke depan lukisan karya Sudjojono yang harganya 7 Milyar (apa 75 milyar ya?), anaknya langsung shock. Hanya lukisan saja bisa segitu mahal? Well, dia jadi belajar tentang nilai sebuah karya seni.


Sibuk memecahkan puzzle


Mencari sang pangeran di koin kuno
 Yang paling menarik tentu saja benda pusaka Pangeran Diponegoro yang disimpan pada ruangan terpisah dengan suhu lebih dingin. Masuk ke sini juga diwajibkan melepaskan alas kaki. Lalu ada karya seni senapan yang digantungkan menghadap ke lukisan, ada portret Diponegoro versi perempuan yang membawa senapan, kain batik, wayang, patung emas, ampli gitar hingga satu karya yang menggambarkan Pangeran Diponegoro di surga dan dikelilingi permen manis. 

We had so much fun! Andrew pas pulang senang bukan main karena berhasil memecahkan puzzle dan bisa membawa pulang wayang karton Pangeran Diponegoro. Sepanjang perjalanan pulang di mobil dia sibuk memainkan wayangnya. Seru. Well, seandainya jaman saya sekolah dulu ada yang seperti ini, saya tidak perlu menghafalkan sejarah pakai trik. Seperti bahwa Perang Diponegoro terjadi pas maghrib… 1825-1830 (kalo ngga salah).


Lukisan ini ibuat dari gambar yang kecil-kecil lho

Soalnya Andrew suka senapan...
Toh, meskipun tidak belajar sejarah Indonesia di sekolah, sekarang Dudu jadi tahu siapa itu Pangeran Diponegoro dan apa perannya bagi bangsa Indonesia. Kita berdua jadi sering nge-date ke museum dan galeri nih!

15 March 2015

30 Menit Menuju Tidur Lebih Nyenyak

Kadang-kadang saya amazed sendiri, masa jaman wi-fi begini masih ada nyamuk? 

Masih ada teman yang pakai kelambu juga. Tapi memang ternyata nyamuk lebih awet nempel ke anak kecil daripada gadget soalnya saat gadget sudah istirahat manis di pojokan kamar, si nyamuk masih nguuung nguuung mengganggu kita tidur. Astaga...

Hus... Hus... Nyamuk berhasil diusir, sekarang kita ngomongin tips tidur nyenyak.
Mama: Coba Du, kalau tidur mau nyenyak harus apa?
Dudu: Peluk tangan Mama.
Mama: Idihhhh udah SD kok ngga malu?
Dudu: Soalnya kalau ngga nanti mimpi buruk. Mimpi buruk itu membuat tidur tidak nyenyak.

Tidur nyenyak ala Dudu waktu masih bayi.
Menurut penelitian, bau-bauan yang familiar membuat kita tidur lebih nyenyak daripada yang katanya membuat kita relax sepeti lavender. Jadi si Dudu ada benarnya. Selain peluk tangan Mama, masih banyak tips tidur nyenyak yang bisa digunakan kalau kita lagi sulit memejamkan mata atau malah merasa lelah saat bangun pagi. Pengalaman saya setelah 8 tahun sharing kasur sama anak, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan 30 menit sebelum memejamkan mata agar tidur kita lebih nyenyak:
  1. Makan satu potong cokelat atau minum segelas susu (kalau bisa hangat) paling tidak setengah jam sebelum tidur. Saya sering melakukan ini kalau kerjaan kantor sedang banyak-banyaknya. Cokelat dapat menaikkan kandungan endorfin yang bisa mengembalikan mood dan susu hangat dapat menurunkan tekanan darah dan membuat kita lebih santai. Hindari kopi, soda dan minuman lain yang mengandung kafein.
  2. Coklatnya tidak perlu sebesar ini sih hehehe
  3. Jangan berbagi selimut. Sementara Dudu selalu ngotot mau masuk ke selimut saya, diam-dam setelah dia tidur nyenyak saya ambil selimut satu lagi lalu pindah. Soalnya, meskipun selimut itu cukup besar buat kita berdua, hasilnya dia merebut semua selimut itu ketika berputar-putar sambil tidur. Dan saya jadi terbangun karena selimutnya bergeser atau hilang. So, siapkan selimut cadangan.
  4. Jauhkan gadget dari tempat tidur. Jangan berharap habis posting “selamat tidur dunia” di social media, kita bisa beneran tidur. Yang ada malah matanya makin melek karena sinar layar hp. Dudu melarang saya mainan hp kalau sudah menjelang waktu tidur. Bakalan protes berkepanjangan kalau saya masih chatting atau Twitteran saat kita sudah masuk selimut. Setelah dipikir sih ada benarnya juga.Mendingan waktunya dipakai untuk ngobrol sama anak.

    Biar gadgetnya dijagain Brown sama Spiderman
    jangan lupa ditaruh menghadap ke bawah
  5. Main game, mandi air hangat atau nonton TV sekitar satu atau setengah jam sebelum tidur. Dengan begitu kita memisahkan stress yang ada di luar (terutama kalau habis terjebak macet atau kejepit di busway yang penuh) dengan rasa santai dan ketenangan yang kita butuhkan untuk tidur nyenyak. At least, itu teori saya. Kalau bisa sih main game sama nonton TVnya di luar, jadi kamar itu beneran hanya untuk tidur.
Dudu: Mama, aku sudah digigit nyamuk di tangan.
Yah si nyamuk datang lagi. Berarti kita bisa pakai tips terakhir.


Pakai Baygon Liquid Elektrik yang alat pemanasnya cukup diisi, dicolok 30 menit sebelum tidur dan ampuh bertahan mengusir nyamuk hingga 2 minggu. Untuk penggunaan yang efektif, letakkan Baygon sesuai aliran angin dan pastikan tidak tertutup perabot atau berada lebih tinggi dari tempat tidur. Dijamin nyamuknya bakalan pergi dan tidur kita jadi lebih nyenyak.

Baygon Liquid Elektrik yang praktis

Oh ya, jangan lupa jauhkan dari jangkauan anak-anak ya. Si Dudu sudah besar jadi dia tahu apa itu Baygon (soalnya kita juga pakai yang semprot), dan dia juga tahu tentang listrik dan colokan jadi rumah saya sudah aman meski dia masih penasaran cara kerja Baygon Elektrik dengan yang biasa. Baunya juga wangi jadi tidak mengganggu tidur.

Fiuh.
Yuk, tidur nyenyak!

Cek video berikut ini untuk cari tahu tentang Baygon Liquid Elektrik:

13 March 2015

Ketika Mama Mencoba Mengolah Camilan

Kalau bicara olah camilan sehat, saya paling bingung. Terbayang ibu-ibu yang telaten menyiapkan sendiri makanan dan camilan untuk buah hatinya. Sementara saya, seorang ibu bekerja, yang hanya bertemu anak di akhir pekan hanya bisa bengong di dapur karena tidak bisa masak. Sempat ditegur Mama karena saya lebih sering ambil jalan pintas dengan beli makanan jadi ketimbang berkutat di dapur. 

Dari kecil sudah hobi makan buah
Waktu bayi, camilan favorit Dudu adalah sereal padat yang bisa digenggam dengan tangan atau buah-buahan yang dipotong kecil-kecil. Setelah besar, ternyata seleranya tidak berubah. Jadi, sampai saat ini, sereal dan buah masih menjadi menu camilan utama si Dudu, bahkan sering jadi bekal untuk snack di sekolah.

Sehat sih, tapi kan bosan ya? Anaknya tidak bosan karena setiap camilan pasti habis. Mamanya yang stress liat makanannya bentuknya sama melulu.

Akhirnya saya memutuskan untuk berkreasi, ceritanya ngga mau kalah sama teman-teman yang sering posting bekal makanan dan camilan olahan sendiri di social medianya. Tapi karena saya tidak bisa masak, plus Dudu tidak suka makanan manis atau yang tajam rasanya, ya menunya juga jadi terbatas.

Tapi tidak mustahil. Ada caranya.

Step 1: Mengumpulkan makanan, selain nasi dan lauk, yang disukai Dudu. Yogurt, pisang, roti, sosis, jelly dan buah-buahan. Yang paling utama adalah sereal padat yang katanya bisa menurunkan stress dan memberi banyak energi, cocok buat anak SD seperti Dudu. Hm... Agak susah nih!

Step 2: Mix & match camilan. 
Jadi tidak hanya baju yang bisa dipadu-padankan, makanan juga bisa. Saya mulai mencoba menggabungkan sereal yang biasanya dicampur susu jadi dicampur yogurt plain. Atau jika yogurt yang dibeli sudah ada rasa buahnya, tidak ada salahnya menambahkan potongan buah sesuai gambar di kemasan. Selain mendapatkan manfaat extra dari fresh fruit, Dudu juga jadi kenal bermacam-macam buah beserta teksturenya, bukan hanya rasa dan gambar.


Step 3: Dibuat jadi lucu. Kalau roti bisa dicetak jadi hati. Kalau yogurt bisa dituang ke gelas lucu yang warna warni... Atau gelas kecil yang praktis dipegang. Sosis bisa dibuat seperti gurita. Jelly yang paling praktis karena tinggal dituang ke cetakan. Buah pun bisa dipotong aneh-aneh, apel misalnya, kadang kotak kadang segitiga. Kalau sedang iseng, papaya bisa saya buat bulat-bulat pakai sendok yang untuk buat es buah itu lho.
Sosis gurita di kids meal restoran

Roti tawar biasa kalau dihias jadi lucu juga

Habis itu tinggal ajak anaknya ikutan “art and craft” menghias camilan biar semangat makannya.


Memilih Bahan Camilan

Kalau pada dasarnya sudah sehat seperti buah, kita tidak perlu pusing. Apalagi kalau memang camilan ini kita olah dari scratch. Namun untuk ibu seperti saya yang musuhan sama dapur, membeli makanan setengah jadi lalu mengolahnya jadi camilan sehat perlu memperhatikan banyak hal:

Yogurt misalnya, bisa jadi tidak sehat ketika kita membeli yang mengandung banyak gula atau bahan pengawet. Ketika memilih yogurt sebaiknya memperhatikan label kandungan gizi dan hindari nama-nama seperti sukrosa, laktosa dan osa-osa lainnya karena itu adalah gula. Biasanya sih saya memilih yogurt yang plain, karena selain Dudu memang tidak suka manis, yogurt plain biasanya tidak ada ekstrak buah yang sering ditemukan di makanan dan minuman yang ada rasanya.

Sosis sebenarnya adalah kendala terbesar saya karena daging olahan cenderung tidak sehat. Maka itu, jika ada kesempatan, saya memilih membeli daging giling dan mengubahnya jadi bakso goreng untuk camilan. Kalaupun harus menyediakan sosis, saya memilih yang harus digoreng dulu daripada yang bisa dimakan langsung. 

Ngacak-ngacak sereal di mangkok
Jelly juga sama, meskipun yang kita buat sendiri juga bukannya sehat, tapi paling tidak, kita bisa mengontrol proses masak dan penyimpanannya. Misalnya dengan memasukkan potongan jeruk dan perasan jeruk asli ke dalam jelly rasa plain, kita menghindarkan anak dari mengkonsumsi perisa makanan.

Saya masih harus banyak belajar kalau soal mengolah makanan, maklum sejak kecil saya adalah picky eater jadi tidak pernah terpikir untuk masak. Sebenarnya saya senang baking, bikin healthy snack bars seperti jaman kuliah dulu, tapi di rumah tidak ada oven. Jadi untuk sementara ini, kita mix and match dulu deh. Sabar ya, Du.


10 March 2015

Rencana Ngedate: Bandung Dua Hari

Andrew sedang ujian dan sebentar lagi libur mid-semester.
Dudu: Ma, tadi sore aku menonton televisi dan melihat ada cerita tentang hotel bagus.
Mama: (was was) Hotel apa, Du?
Dudu: Aku tidak tahu namanya, tapi hotel itu ada di Bandung. Bandung itu jauh atau dekat ya?
Mama: Kamu kan sudah bolak-balik ke sana. Gimana sih?
Dudu: Aku lupa...
Si Dudu boleh tidak ingat Bandung, namun ketika disuruh bikin itinerary mau apa kalau bisa menginap di Bandung satu malam, dia langsung semangat. Sibuk bertanya apa di Bandung ada gunung, ada laut, ada sungai... semuanya tentang alam. Maklum anak outdoor.

Jadi ini itinerary kita:

Gantian nulisnya biar adil.
Just in case tidak bisa dibaca (maaf tulisan anak saya memang agak mirip hieroglyph di Mesir), kita share dalam bentuk tulisan di blog juga deh.

Hari-1
Pagi hari menuju Bandung.... sampai di sana mampir ke restoran yang ada Playgroundnya. Beberapa teman menyarankan:

 1. Miss Bee Providore
Seorang sahabat yang baru kembali dari weekend di Bandung menyarankan restoran yang berlokasi di Cimbuleuit ini. Pertamanya ragu karena kok agak formal, beda sama restoran keluarga kebanyakan. Tapi sahabat saya ngotot: “playgroundnya bagus. Loe dan Dudu harus ke sini!” Okelah, Tante Fiona, kita coba ya kalau jadi ke Bandung.

 2. Paris Van java
Ogah ke mall ah, protes saya. Eits nanti dulu, kabarnya PVJ ini sudah banyak berubah dari dulu ketika saya pertama (dan terakhir) ke sana tahun 2010/2011. Kapok ke sana karena ngga tau mau apa dan parkirnya terbatas banget. Sekarang PVJ sudah keren. Sudah ada Miniapolis buat si adik dan ada peternakan kecil, taman burung dan arena ice skating indoor. Wow. Asyik juga ke sini.

 3. Two Hands Full
Saya pernah ke coffee shop ini dan breakfastnya enak. Bikin kenyang sampai sore. Rugi karena di Bandung seharusnya makan non-stop. Kopinya juga lumayan dan interior cafenya unik. Kalau masih waktu brunch, mungkin lebih enak ke sini.


Two Hands Full yang interiornya unik


Siang hari mau Shopping
Dudu: Mama boleh belanja apa saja.
Mama: Bener nih, kalo Mama ke FO ngga ngambek?
Dudu: Tapi aku juga boleh beli apa saja.
Mama: Ihhh...
FO favorit kita sih Rumah Mode. Soalnya selain ada kolam ikan di depannya, ada cafe dan tempat makan. Kalau kita mampir ke sini, biasanya saya belanja dan Dudu main atau makan bersama kedua orang tua saya. Di seberang Rumod ini juga ada cafe yang interiornya lucu – meskipun kalau bicara makanan jauh lebih enak Rumod. Lah kok makanan lagi? Kalau ngga, pasti shopping pindah ke Jl. Riau. Standard ya? Di FO Jl Riau biasanya kita dapat lebih banyak barang karena selain harganya lebih murah dari Rumod, pilihan tokonya sepanjang jalan. Jadi ngga cocok di toko satu, tinggal pindah ke toko sebelah. Ujung-ujungnya sih kita ngemil di Heritage (yah kan makan lagi?)

Sore hari di hotel dong, berenang.
Dudu: Memangnya kita akan menginap di mana, Ma?
Mama: Ada nih, namanya
Sheraton (buka gadget buat nunjukin foto postingan di pergidulu.com)
Dudu: Wahhhhh bagus sekali hotelnya, ini yang aku lihat tadi di televisi loh, Ma.
Mama: Kamu mau menginap di sini?


Deluxe Room di Sheraton Bandung
Kolam Renang di Sheraton Bandung
Memang tidak perlu ditanya, begitu lihat kamar dan gambar kolam renang, si Dudu sudah langsung sold buat menginap di Sheraton Bandung Hotel & Towers. Apalagi kalau dia tahu di Sheraton ada family pacakage yang termasuk kegiatan anak-anak dan kids club. Yang ada bukannya jalan-jalan keliling Bandung malah kita stay di hotel aja.

Malamnya saya mau makan di Pascal Hyper Square, cari martabak tipker di dekat Mesjid Raya Bandung dan wedang ronde di Gardujati.




Hari-2
Bangun tidur kuterus sarapan
Dudu: Aku mau sarapan roti bakar!
Yah, meskipun Sheraton menyediakan sarapan full breakfast, Dudu pasti memulai hari dengan roti bakar kesukaannya.
Mama: Mau ke car free day ngga?
Dudu: Wah keren sekali Bandung juga punya car free day!


Dulu penah ke Ciater -- tapi dia pasti sudah lupa
Tapi yang tertulis di rencana kita adalah Tangkuban Perahu untuk hiking melihat kawah. Atau turun ke Ciater untuk main air panas. Anak outdoor kan.
Dudu: Air panas di hotel saja, Ma.
Mama: Astagaaaa.... ini air panas bukan di bak. Tapi dari air terjun.
Dudu: Ooo... yang air sungai dan lava bersatu lalu airnya panas ya?
Mama: Hah?

Siangnya kita stay di sekitar Dago aja. Untung di daerah Dago ini banyak taman dan tempat makan. Namanya ke Bandung ya wajib wisata kuliner dong. Dari situ kita belanja oleh-oleh Kartika Sari dan makan es duren. Kalau masih kuat makan mie rica di ruko Pascal Hyper Square yuk!

In contrary to what people say, exploring Bandung tidak cukup hanya dua hari, lho. Tapi waktunya kan hanya Sabtu-Minggu. Jadi let’s enjoy Bandung!