18 April 2015

Pelajaran Belanja dari The Walking Dead's Andrea

Alkisah Mama dan Dudu pergi ke sebuah bazaar mainan di Balai Kartini. Jakarta Toys and Comic Fair (atau yang lebih dikenal dengan JakToysFair) ini sudah kita datangi tiap tahun dan kali ini saking semangatnya kita sampai beli tiket pre-sale di mini market 24 jam.

Pemandangan dari atas, demi mencari Andrea
Soalnya ada percakapan seperti ini terjadi sebelum Imlek.
Mama: Mau ada toys fair loh, Du.
Dudu: Oh ya?
Mama: Simpen angpaonya ya.
Dan angpaonya beneran disimpen sama si Dudu karena dia mau cari action figure The Walking Dead favoritnya.

Ternyata itu bukan perkara mudah, mencegah anak 8 tahun membeli action figure koleksi yang biasanya buat investasi dijual lagi, dan mengalihkannya untuk cari mainan yang memang buat dimainin. Permintaannya spesifik pula: harus cewek dan harus bawa pistol. Soalnya dari mainan yang dia punya, hanya karakter itu yang kurang. Cape dehhhh...

Kalau begini jadi mirip garage sale mainan
Koleksi Star Wars yang bikin kita berdua berhenti
Dari awal sudah bilang:
Mama: Kalau tidak ketemu jangan memaksa ya.
Dudu: Pasti ada, Ma. Toys fairnya kan besar.
Mama: Kalau mahal juga jangan dibeli.
Dudu: Kan duit aku.
Mama: Tetap saja. Belanja harus masuk akal.

Ngomong-ngomong masuk akal, barang pertama yang kita beli adalah NERF gun sebesar bazooka ala Ceras Victoria-nya Hellsing. Dan itu Mamanya yang beli (ups) karena harganya yang turun drastis hingga hanya Rp100rb..
Dudu: Kok jadi murah, Ma?
Mama: Soalnya ngga ada kardusnya.
Dudu: Ooo... Jadi harga kardus itu sampai 800rb ya. Mahal ya kardus. Kalau gitu kita cari mainan yang sudah berpisah dengan kardusnya saja. Aku tidak pakai kardusnya.



Lalu kita bertemu dengan Princess Leia yang punya 2 pistol dan tidak punya kardus. Sayang ukuran jagoan perempuan Starwars ini terlalu kecil. Andrew tetep ngotot mau cari Andrea sampai bertanya ke setiap penjual yang ada. Lalu kita bertemu seri Resident Evil yang harganya 750rb per-buah. Dudu ngobrol asyik dengan penjualnya lalu pengen beli.

Dudu: Aku punya uang kan, Ma?
Mama: Tapi langsung habis loh.
Dudu: Tidak apa-apa.
Mama: Itu bisa dapat 2-3 Andrea loh. Yakin ngga mau muter dulu?
Dudu: Kita sudah muter kan tadi tidak ada.

Dan memang tempat acara yang super penuh tidak membantu kita mencari dengan seksama. Padahal kita sudah datang jam 9 dan masuk tempat acara untuk tukar tiket jam 10 teng. Tapi tetap saja karena harus mengikuti antrian yang sudah sampai tempat parkir, kita jadi baru bisa belanja pas sudah lewat setengah jam. Oh iya, Balai Kartini sekarang ada tempat parkir tambahan di belakang, tidak terlalu jauh jalan dari gedung utama juga meskipun yang ini outdoor. Jadi tidak perlu terlalu was was soal parkir lagi.


Mama: Gimana kalau muter sekali lagi? Kalau tidak ada baru menyerah.
Dudu: Baiklah.
Mama: Tapi kamu tetap tidak boleh beli mainan yang 750rb itu. Itu buat koleksi. Nanti buat dijual lagi tahun depan trus dapat untung. Kalau kamu kan dimainin trus nanti ada yang hilang... Ngga jadi dijual.
Dudu: Mainan ngga ada kardusnya jadi murah ya Ma?

Dari situ Dudu belajar soal beli barang untuk dipakai sendiri dan beli barang untuk dijual lagi. Meskipun...
Dudu: Kan bisa dijual di garage sale.
Mama: Tapi garage sale kan murah.
Dudu: Jadi rugi ya, Ma.
Mama: Itu tahu.

Long story short, kita ketemu sama Andrea di satu booth di pojokan yang pada putaran pertama kita lewatin karena penuh banget. Harganya Rp200rb. Fiuh, Mama jadi tidak perlu debat cari alasan kenapa mainan yang mahal tidak boleh dibeli padahal itu duit dia sendiri,

Mission accomplished.


No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.