31 December 2015

Cinta, Cantik dan Kartu Hari ibu

"Cantik itu adalah sesuatu yang membuat cinta. Setiap orang memiliki kecantikan yang hanya bisa dilihat oleh satu orang yang mencintainya." - Dudu

Terdengarnya dalam banget ya. Tapi ini sebenarnya akibat si Dudu terlalu banyak membaca Crayon Sinchan. Jadi ceritanya di Crayon Sinchan ada seorang pangeran dari negeri jauh berwajah buruk (Omata) yang jatuh cinta pada seorang pegulat perempuan (Shinobu). Di buku itu diceritakan bahwa di negeri asal Omata, definisi cantik dan ganteng itu tidak seperti di Jepang. Dari situ Dudu jadi belajar bahwa cantik itu relatif. Ternyata Crayon Sinchan ada gunanya.

Saya Mama yang ngga pede difoto
soalnya kalah keren sama anaknya

19 December 2015

Yuk Masak di Philips' Mother’s Day Cooking Class

Saya bukan Mama jago masak. Masak buat saya adalah penghilang stress. Jaman kuliah dulu, kalau stress dengan tugas, saya turun ke dapur dan membuat kue. Itu juga hitungannya “baking” bukan “cooking”. Setelah ada Dudu, saya menemukan bahwa memasak bersama anak dapat meningkatkan bonding dan menumbuhkan kebiasaan makan sehat dalam keluarga. So, I guess it’s time to start cooking.

Ibu-ibu yang antusias memasak di acara Philips
Philips Mother’s Day Cooking Class bersama Pak Bondan
Beberapa waktu lalu, Philips Indonesia menyelenggarakan “Philips Mother’s Day Cooking Class” di Pullman hotel Jakarta bersama pakar kuliner Bondan Winarno dan chef Yuda Bustara. Menggunakan peralatan dapur dari Philips, para ibu-ibu yang mengikuti kelas memasak ini dapat mengajak anak mereka untuk memasak dengan lebih aman. 

(ternyata Dudu mengawasi saya menulis blog ini dari belakang)
Dudu: Memasak dengan anak bukan menjadi tambah stress ya, Ma?
Mama: Ngga dong. Itu ngga baca di atas, tulisannya bonding?
Dudu: Apa itu Bonding Ma?
Mama: Jadi lebih dekat dan lebih kompak.

Mengapresiasi Diri Sendiri, Mulai Dari Mana?

Beberapa waktu lalu, saya ditegur Dudu. "Buat Mama, hari libur itu percuma, soalnya Mama akan tetap bekerja dan menulis." Yup, saya orangnya tidak bisa diam dan cenderung workaholic. Meskipun mungkin banyak yang tidak percaya saya serajin itu karena saya sering bilang hobi saya tidur dan baca komik.

Dan karena terlalu seru sama kerjaan, saya sering lupa menikmati hasilnya. Padahal menikmati hasil kan termasuk salah satu cara menghargai kerja keras yang sudah dilakukan. Sejujurnya sih bukan karena tidak mau tapi lebih karena tidak tahu mau apa dengan hasil yang sudah didapat. Saya tidak hobi shopping kecuali buku, tidak suka perawatan salon dan spa juga. Makan enak takut keterusan dan gemuk. Jalan-jalan juga agak terbatas karena saya masih tercatat karyawan kantoran. Jadi gimana?



14 December 2015

Charlie Brown and Snoopy in The Peanuts Movie

Cerita Charlie Brown adalah cerita sehari-hari seorang anak SD biasa. Nonton film ini bersama Andrew, dia sibuk memasangkan setiap tokohnya dengan teman-teman sekelasnya. Meskipun bukan film yang epic seperti Pan atau Harry Potter, tapi film berdurasi 1 jam 33 menit ini menyimpan pelajaran tersendiri bagi anak-anak yang menontonnya.

Charlie Brown & Snoopy 
Charlie Brown cenderung pemalu dan tidak percaya diri. Bahkan menerima cap “pecundang” yang diberikan teman-temannya dengan ikhlas. (Dudu: “Dia dibentak teman-temannya karena dianggap payah, Ma.”) Namun semuanya berubah ketika seorang murid pindahan masuk ke kelasnya. Untuk memberikan kesan pertama yang baik, Charlie Brown berusaha maksimal untuk menjadi keren. Mulai dari belajar menari hingga mengerjakan book report yang seharusnya dikerjakan berdua bersama murid pindahan yang ditaksirnya tersebut. 

12 December 2015

My December: Reward itu Hadiah atau Sogokan

“Santa Claus dan Tuhan,” jawab Dudu cepat ketika saya bertanya apa yang mengingatkan dia akan bulan Desember. “Selain itu ada banyak hadiah juga. Aku jadi senang.” Hadiah yang datang di bulan Desember adalah sebuah reward dari Santa Claus untuk kita yang sudah berkelakuan baik selama setahun belakangan, dan sogokan (alias motivasi) agar kita tetap menjadi anak baik satu tahun ke depan.

Karena itu begitu mendapat tantangan bertemakan Desember dari Duniabiza, saya langsung terpikir untuk ngobrolin hadiah. Apalagi, Desember kali ini ada yang lebih spesial. Soalnya sogokan saya berhasil memotivasi Dudu belajar ujian. Hah? Sogokan?

Membuka hadiah dari Santa Claus

11 December 2015

The Breakfast Basic and How To Avoid the Battle

I have to admit, Andrew woke up a lot earlier than I do and my Mom is the one preparing breakfast for him. It’s listed on the house rules that no one can leave through the front door before eating breakfast. That’s how my mom raising her three children and, now, her grandson as well.

When the invitation arrived on my inbox from The Urban Mama, Andrew was sold right away and half-begging me to go. So, on behalf of this Koko Krunch fan, I was set to arrive early on Sunday at Pipiltin Cocoa Senopati. He bailed on me last minute with a message: “Don’t forget to bring home Koko Krunch, Mom!”


Dudu and Koko Krunch

02 December 2015

Dudu Masak Sendiri

Entah sejak kapan Dudu ingin masak. Memaksa semua orang di rumah untuk menemani masak buat saya makan malam (duh terharu). Dan baru kesampaian ketika Om Onda (adik saya yang paling kecil) pulang dari Belanda. Karena si Om Onda ini memang senang masak dan senang makan, maka Dudu langsung memaksa buat menemaninya masak. Memangnya mau masak apa sih, Du?

Dudu: Masak sop.
Mama: Sop doang gitu?
Dudu: Bukan sop saja, tapi ada wortelnya, kentangnya, dagingnya, baksonya...
Mama: Ya itu namanya sop.
Jadi, pada suatu hari kerja, saya pulang disambut oleh semangkuk sup seperti ini (ini Dudu juga yang foto makanya buram):


Sup campur-campur ala Dudu