19 December 2015

Mengapresiasi Diri Sendiri, Mulai Dari Mana?

Beberapa waktu lalu, saya ditegur Dudu. "Buat Mama, hari libur itu percuma, soalnya Mama akan tetap bekerja dan menulis." Yup, saya orangnya tidak bisa diam dan cenderung workaholic. Meskipun mungkin banyak yang tidak percaya saya serajin itu karena saya sering bilang hobi saya tidur dan baca komik.

Dan karena terlalu seru sama kerjaan, saya sering lupa menikmati hasilnya. Padahal menikmati hasil kan termasuk salah satu cara menghargai kerja keras yang sudah dilakukan. Sejujurnya sih bukan karena tidak mau tapi lebih karena tidak tahu mau apa dengan hasil yang sudah didapat. Saya tidak hobi shopping kecuali buku, tidak suka perawatan salon dan spa juga. Makan enak takut keterusan dan gemuk. Jalan-jalan juga agak terbatas karena saya masih tercatat karyawan kantoran. Jadi gimana?




Saya iseng Googling: how to appreciate yourself. Dan sampai pada satu artikel di Oprah.com yang ditulis oleh Mike Robbins, pengarang buku Focus on the Good Stuff and Be Yourself: Everyone Else Is Already Taken. Menurut Mike, mengapresiasi diri sendiri adalah awal mula. Jadi bukan setelah kita kerja keras lalu dapat "reward" sebagai bentuk apresiasi. Kita melakukan pekerjaan karena kita mengapresiasi hidup kita. Benar juga sih, kalau pekerjaannya melecehkan atau membuat kita dipandang rendah ya masa mau dilakukan juga?

Dan ternyata, saya bukan satu-satunya orang yang bingung bagaimana mengapresiasi diri. Mike juga menulis bahwa mengapresiasi diri juga merupakan sesuatu yang dipelajari, terutama untuk memberikan reward tanpa memikirkan pencapaian yang telah kita hasilkan. Jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain dalam mencari apa yang menjadi kelebihan kita atau apa yang bisa dilakukan sebagai reward bagi diri sendiri. So, saya bertanya pada Dudu, ngapain ya enaknya? Jawabannya simple.
 "Mama senangnya melakukan apa? Lakukan saja apa yang bisa kita lakukan sekarang."

Dari jawaban itu, saya mencoba melihat rutinitas saya dan menemukan 4 hal ini sebagai cara untuk memulai mengapresiasi diri.

  • Matikan gadget dan spend time alone (atau bersama anak). Entah itu nonton, makan, ke toko buku, atau yang extreme seperti pergi ke pulau tidak ada sinyal di akhir pekan (eh, cerita yang ke pulau ini masih pending buat masuk blog ya). 
  • Menulis yang bukan di laptop atau membaca buku beneran bukan e-book yang di gagdet.
  • Menemukan hobi baru atau hobi lama yang sudah terlupakan. Seringnya kita bekerja keras lalu lupa bahwa kesempatan melakukan hobi adalah cara mengapresiasi diri sendiri. Jika bekerja di bidang yang disukai, mungkin batasan ini akan lebih tipis. Tapi jika pekerjaan dan hobi ada di dunia berbeda, sebaiknya sediakan waktu untuk melakukan hobi dan jangan ada yang mengganggu.
  • Enjoy every moment you're not doing your routine. Dan jangan memikirkan apa-apa selain bersantai. Percuma juga kalau kita berenang di pantai tapi pikirannya ada di balas email atau tumpukan cucian. Atau kalau perawatan di salon tapi hatinya tidak tenang karena belum setrika baju.
Well, it's weekend, jadi saya akan tutup laptop dan mulai mengapresiasi diri dengan main sama anak.


=================

Tulisan ini sebenarnya dibuat untuk lomba blog Mengapresiasi Diri Sendiri dari Nutrisi Untuk Bangsa, Tapi karena di sana terbatas 250 kata dan ceritanya masih berlanjut. Saya post juga di blog ini deh. Yuk, yang mau ikutan, lombanya masih berlangsung hingga 20 Desember lho.



No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.