25 July 2016

Seribu Hari, Satu Aplikasi

Seribu hari pertama adalah golden period, tapi sekaligus juga critical period, jadi apa yang terjadi saat itu dapat mempengaruhi pertumbuhan selanjutnya. Kalimat dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, pada acara peluncuran aplikasi PRIMA oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada Hari Anak Nasional kemarin, mengingatkan saya akan tanggung jawab untuk membesarkan generasi masa depan bangsa yang sehat. 


Si Dudu sudah 10 tahun, mau apa download PRIMA yang berfokus pada 1000 hari pertama si anak? Eits jangan salah, justru karena anak saya sudah besar, saya harus download PRIMA. 

Soalnya karena saya termasuk yang duluan berkeluarga, banyak orang-orang di sekeliling saya yang baru menikah dan punya anak, lalu sering bertanya tentang masa bayi dan balita anak pada saya. “Anakmu dulu begini ngga?” “Kalau begitu normal ngga sih, Ruth?” “Imunisasi ini dulu Dudu ambil ngga?” “Dudu bisa bicara umur berapa?” Sementara saya sudah lupa semuanya dan lebih sibuk mempersiapkan si anak jadi remaja. Di PRIMA ada contekannya, jadi saya bisa belajar lagi dan membawa teman-teman saya ini ke jalan yang benar tanpa berulang kali menggunakan kata “kalau ngga salah”. Haha.

Tapi bukan berarti kita saja sebagai orang tua yang punya PRIMA di gadgetnya. Pada awal kata sambutannya di Gedung Kiara, Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, menjelaskan bahwa aplikasi PRIMA ini sudah hadir untuk dokter anak sejak November 2015 yang lalu. “Tapi kalau hanya dokter yang bisa menggunakan aplikasi ini, manfaatnya tentu kurang,” jelasnya. “Kesehatan bangsa, khususnya kesehatan anak Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama.” Maka itu, aplikasi PRIMA untuk masyarakat awam diluncurkan juga. Diharapkan ke depannya semua orang, termasuk pemerintah, juga akan menggunakan aplikasi ini. 

(Kata sambutan Dr. Aman (kiri); Simulasi pemeriksaan anak dan input data oleh dr Bernie (kanan)

Data yang diinput pada PRIMA adalah untuk menganalisa kebutuhan dokter anak di Indonesia, baik dari segi jumlah maupun jenis penyakit yang sering muncul di setiap daerah. Data ini kemudian dapat digunakan untuk pencegahan dan antisipasi pada jangka panjang.

Dari sesi bincang-bincang Ketua Bidang Ilmiah Pengurus Pusat IDAI, dr. Antonius Pudjiadi Sp.A(K), saya menyimpulkan ada 3 keunggulan aplikasi PRIMA ini:
  • Mempermudah orang tua atau anggota keluarga lainnya untuk memantau perkembangan anak. Soalnya selama ini lebih banyak dilakukan oleh dokter anak di kala check up. 
  • IDAI-approved. Aplikasi yang dikembangkan oleh dokter anak dan sudah digunakan oleh dokter anak tentunya memberikan informasi yang akurat dan terbaru. Seperti data imunisasi misalnya, yang akan diperbaharui sesuai dengan perkembangan di lapangan.
  • Seragam di seluruh Indonesia. Setiap anak yang berkonsultasi dengan dokter anak akan mendapatkan nomor yang di-input ke aplikasi PRIMA versi dokter. Menurut Dr. Aman, medical check up untuk anak itu tailor-made, alias beda-beda sesuai kebutuhan si anak. Dengan menggunakan nomor ini, orang tua dapat dengan mudah pindah dokter termasuk ketika berada di kota lain, karena semua data rekam medis anak tersimpan di cloud.
Peresmian launching Aplikasi PRIMA
Ini yang bisa dilakukan bersama PRIMA
Sounds great already. Tapi berulang kali Dr. Aman mengingatkan kami para blogger yang juga para ibu muda (ehm) untuk memberikan masukkan tentang aplikasi yang masih dikembangkan ini. Ada banyak saran dan masukan yang bagus dari para peserta yang hadir, mulai dari yang untuk anak berkebutuhan khusus hingga masa kehamilan. Saya sendiri, sebagai mama yang super sibuk berharap ada reminder seperti kalau kita di meeting di kantor. Misalkan kita bisa registrasi dengan email atau nomor telepon, lalu pada saat anak harus imunisasi, kita dapat reminder. Memang sih di bagian agenda kita bisa setting reminder tentang kunjungan, tapi kalau bisa ada reminder otomatis dari data kita memasukkan imunisasi anak rasanya lebih praktis lagi haha. (Namanya juga mama-mama rempong ya). Atau bisa juga sharing data anak antara gadget milik anggota keluarga, jadi seperti saya yang bekerja dan si Opa dan Oma yang mengurus anak juga bisa paham perkembangannya.

Penggunaannya cukup mudah. Tinggal download dari Playstore lalu buka aplikasinya. Saat ini memang PRIMA yang untuk orang tua hanya tersedia di Android, tapi jangan khawatir, IOS segera menyusul. Setelah itu kita daftar dan login. Sekali login kita bisa langsung masuk dan mengakses semua informasi dengan mudah.
 

 
(step-by-step daftar dan mengakses aplikasi PRIMA)

Ketika saya pamerkan ke Papa, beliau komentar “enak juga ya sekarang semua tinggal buka ponsel.”

Yes, semua, termasuk panduan orang tua dengan anak hingga 18 tahun. Saya takjub juga melihat cakupan luas dari aplikasi ini. Terkadang kita fokus ke balita dan melupakan si remaja dan pra-remaja. Padahal kata dr. Bernie, anak itu hingga usia 18 tahun, makanya imunisasi juga dibuat hingga 18 tahun. Masuk ke bagian “Materi Edukasi Orang Tua.”, ada tips untuk anak 10 tahun. Informasinya berguna, sayang tampilannya terlalu kecil dan padat di atas. Padahal kalau langsung muncul tanpa perlu scrolling ke bawah, membacanya bisa lebih nyaman.




(fitur di aplikasi PRIMA yang bisa untuk anak hingga 18 tahun, termasuk imunisasi)

Sepanjang acara, saya terus berpikir kalau orang tua jaman sekarang ini beruntung. Coba bayangkan jaman saya dulu membesarkan si Dudu di 1000 hari pertamanya, sedikit-sedikit harus browsing atau harus telepon ke rumah sakit jika saya was-was. Kalau anaknya terlihat kurus kita khawatir, padahal waktu dibawa ke dokter anak, semuanya normal. Dan mengingat bahwa hasil input data di aplikasi PRIMA ini termasuk diagnosa awam, maka jika ada yang kurang, akan muncul tombol yang menyarankan konsultasi ke dokter.

Ini salah satu contoh inputnya
Dengan kesibukan yang terus bertambah dan ketergantungan kita terhadap gadget, aplikasi seperti PRIMA ini memang menjadi solusi yang tepat. Kalau ada PRIMA kan kita tinggal input data dan keluar jawabannya. Ribuan pertanyaan dan kekhawatiran orang tua di 1000 hari pertama tumbuh kembang anak dapat dijawab oleh satu aplikasi yang namanya mengingatkan saya pada Optimus Prime ini.

Kalau saya punya anak kedua kelak, pasti pengalaman 1000 hari pertamanya akan jauh lebih berbeda dari si Dudu dulu. Sekarang ini ada banyak bantuan yang mempermudah para orang tua baru untuk membesarkan anaknya. Lagipula, bukan hanya sehat, tapi saya sudah PRIMA.

6 comments:

  1. Aplikasinya informatif ya mba, btw apa bisa menanyakan soal stok vaksin juga melalui aplikasi ini? soalnya vaksin varisela di beberapa RS kok selalu kosong yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setahu aku ngga bisa sih Mba. Cuma bisa ingetin kapan harus imunisasi sama ada daftar vaksinnya, jd kita tau vaksin apa buat apa. Mungkin bisa jadi masukkan bagus ya. Soalnya emang stok vaksin setahu aku masih harus menghubungi rumah sakitnya.

      Delete
  2. jadi bisa dipantau sejak dini ya mom...Aplikasi wajib unya ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wajib banget punya Mom. Jadi lebih mudah memantau perkembangan anak.

      Delete
  3. Bener2 enak ortu jaman skrg ya, mb..jama anakku yg ptama skrg usia 11th..byk yg serba manual haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, apalagi soal imunisasi. Jaman dulu pake buku ditulisin manual haha. Trus jadi ketelwat semua.

      Delete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.