20 September 2016

7 Tempat Seru Untuk Menulis Selain Di Cafe

Ketika kopi menjadi salah satu kebutuhan utama ketika ngeblog, saya jadi berpikir apakah tempat mempengaruhi mood? Coffee shop kerap menjadi pilihan para penulis, apalagi ketika writer’s block melanda dan membutuhkan pergantian suasana. J.K. Rowling menulis Harry Potter di The Elephant House, sebuah coffee shop di Edinburgh. Lalu saya yang blogger ini biasanya menulis di mana?

Mau ngetik di mana, Ma?
Biasanya bukan hanya saya yang nongkrong, cari wifi dan minuman, tapi si Dudu juga. Kalau saya buka laptop dan mengetik, Dudu biasanya mengerjakan PR dan belajar ujian. Kalau belajar sudah selesai dia akan nonton Youtube atau main minecraft . Jadilah, kalau ngedate kami berdua harus mencari tempat yang pas dimana saya bisa mengetik dan Dudu bisa melakukan aktivitas lain tanpa merasa bosan menunggu saya menyelesaikan tulisan. Ternyata ada beberapa tempat dimana, selain ganti suasana, kita juga bisa dapat inspirasi baru.


1. Kamar Hotel
Kalau sedang staycation, saya selalu melihat kualitas wifi hotel. Lebih oke lagi kalau kamar hotelnya punya jendela besar dan meja yang cukup besar untuk bekerja. Kalau sudah begitu, biasanya Dudu akan numpang nonton tayangan TV berbayar sementara saya duduk di meja kerja dengan segelas kopi yang dibuat di mesin kopi hotel. Kalau sedang niat, dan tidak lelah, saya biasanya kuat menulis sampai lewat tengah malam di kamar hotel. Yang sulit adalah menahan godaan ranjang empuk dan selimut nyaman yang memanggil. Haha.

Kolam renang favorit saya di Hotel Bumi Surabaya soalnya teduh.
2. Kolam Renang Hotel
Siapa bilang air musuh elektronik? Kalau sedang staycation di hotel, Dudu pasti mau berenang. Jadi saya memilih membawa turun laptop dan duduk di kursi yang untuk berjemur itu sambil melanjutkan tulisan. Bukan tempat yang ideal sebenarnya karena kalau tempat duduknya pas tidak berpayung maka sinar mataharinya jadi terlalu terang untuk melihat layar laptop. Tapi sekali dayung beberapa pulau terlampaui. Anak bisa berenang dengan tenang, dan saya bisa menyelesaikan tulisan tanpa stress. Soalnya yang namanya kolam renang hotel biasanya dipenuhi tawa bahagia keluarga.

3. Mobil
Yang ini beneran. Kalau sedang naik taksi atau bukan giliran saya yang nyetir, saya selalu buka laptop. Okelah, tulisan yang ini saja saya kerjakan di mobil. Agak sulit dilakukan kalau malam hari, karena keyboard tidak terlihat. Apalagi keyboard laptop saya hitam. Tapi yang namanya kemacetan bisa membuat mati gaya, dan daripada stress karena tidak kunjung tiba di tujuan, menulis bisa membantu saya melewatkan waktu dengan produktif.

4. Pasar Seni Ancol
Sebelum Anda bilang “hah?” coba dulu duduk di bangku kayu ketika matahari baru terbit sekitar satu jam dan angina sepoi-sepoi bertiup di tepi panggung utama Pasar Seni. Moodnya dapat, tapi banyak kendala menulis di tempat ini, mulai dari wifi dan kopi yang harus modal sendiri, hingga semut yang merayapi meja. Belum lagi acara kumpul komunitas yang riuh rendah kalau kita datang di atas jam 9. Tetap saja, Pasar Seni jadi salah satu tempat favorit saya mencari inspirasi.

Pasar Seni Ancol di pagi hari
5. Airport
Okelah ketika menulis ini saya kepikirannya Changi, tapi di Soekarno-Hatta pun menulis sambil menunggu boarding ternyata bisa dilakukan. Kalau sudah di gate, ambil kursi yang menghadap ke luar (jangan yang ke TV) atau kalau waktu masih panjang, duduk di meja bar panjang di Starbucks. Selain Changi dan Soekarno-Hatta, saya pernah numpang menulis di Adi Soemarmo (Solo) dan Ahmad Yani (Semarang). Penah juga di Starbucks Airport Ngurah Rai. Menulis di airport lebih nyaman daripada di dalam pesawat karena meja kabin cenderung sempit. 

6. Playground
Ketika Dudu masih kecil dulu, saya sering membawa dia ke playground dan membiarkan dia bermain sementara saya menulis di kafenya. Salah satu tempat favorit saya adalah Playparq Kemang dan Lolipop Gandaria City. Di beberapa mall, lokasi arcade yang dekat dengan café, seperti Amazon di Mall Artha Gading yang sebelahan sama Dunkin Donut, juga memungkinkan saya untuk berkutat dengan tulisan sementara Dudu main sepuasnya. Terakhir saya menemani Dudu playdate ke Bounce Street Asia di Kelapa Gading dan menemukan tempatnya asyik untuk duduk-duduk dan mengetik. Meskipun bayarnya repot karena harus top up kartu dan tidak bisa refund sisa uangnya.

7. Library
Jaman kuliah dulu, perpustakaan adalah tempat favorit saya untuk curhat. Soalnya perpustakaannya bagus. Banyak kacanya dan sinar matahari banyak masuk dan membuat mood jadi lebih baik. Di perpustakaan juga banyak meja yang besar, banyak colokan dan ada wifi. Ada bagian khusus anak-anak juga yang bisa menyibukkan si kecil sementara kita menyelesaikan urusan kita dengan deretan kalimat. Yes, ini saya memang bicara perpustakaan di luar negeri, tapi kenapa tidak mencari café yang terasa seperti perpustakaan seperti Café Bene misalnya. Meskipun kalau ke Café Bene yang ada saya makan roti bakar atau waffle dan akhirnya malah ngantuk karena kenyang.

Di mana tempat terbaik untuk menulis? Kalau menurut Stephen King di bukunya “On Writing,” tempat terbaik adalah tempat yang tidak ada gangguan. Tapi di mana kita bisa benar-benar menemukan tempat tanpa gangguan. Apalagi dengan koneksi internet di laptop, yang bisa merubah Ms Word yang kita buka berubah jadi Google Chrome atau Youtube. J.K. Rowling bertahan dengan pendapat bahwa café adalah yang terbaik, dengan syarat tempat tersebut tidak terlalu sepi tapi tidak juga terlalu ramai. 

Kalau yang ini sambil sarapan di hostel
Akhirnya menulis pun harus keluar dari cafe.Yang paling extreme sebenarnya adalah pantry hostel di Singapura. Haha. Sambil sarapan, saya duduk dan membuka laptop demi menyelesaikan blogpost. Dan kembali ke ide awal postingan ini, di manapun saya mengetik, sebaiknya ada kopi hitam dan apple/carrot juice untuk si Dudu.

4 comments:

  1. Kalo aku lebih suka di warkop sih wkwk, 11:12 sama cafe #eh beda jauh ding!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku belum pernah bawa laptop ke warkop hehe. Boleh juga sekali-kali. Siapa tahu malah dapat ide.

      Delete
  2. Pasar seni ancol yang out of the box banget, di tengah keramaian bisa mu'cul ide inspirasi. Keren, keren ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kadang-kadang sebenarnya hanya butuh tempat yang agak aneh buat dapat ide.

      Delete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.