12 September 2016

The Right Mixture For Your Ever-Changing Skin

“Kebanyakan pasien saya menggunakan produk bayi, karena berpikir bahwa produk tersebut aman unutuk bayi, apalagi untuk saya,” kata dr. Eddy Karta, seorang Dermatalogist Expert di acara launching IOMA awal September lalu di Lippo Mall Puri. Lha, saya juga pernah curi-curi pakai sabun si Dudu, hanya karena seorang teman melontarkan nasehat yang sama saat melihat wajah saya yang kering. 


Tapi tunggu sebentar, kenapa saya mendadak bisa duduk mendengarkan nasihat tentang kulit wajah di akhir pekan? Ceritanya begini.


Pertemuan saya dengan IOMA yang sedang launching itu tidak sengaja. Tidak sengaja lewat selepas nge-date sama Dudu, tidak sengaja duduk dan tidak sengaja kenal sama yang sedang duduk. Yang ada jadi kopdar blogger di sore hari, dengan Dudu duduk di belakang kita sambil sesekali menyimak penjelasan si dokter tentang kulit. Dan gara-gara acara inilah saya juga untuk pertama kalinya mencoba skin test, menggunakan alat bernama Sphere 2 dari IOMA.

“Sphere 2 mengukur 7 dimensi kulit, memfoto kulit dengan 5 lighting berbeda yang disebut macro multispectral imaging,” jelas General Manager IOMA Indonesia, Miranti Burhan. Karena menggunakan 2 sensor, maka kulit yang sedang tertutup make-up pun bisa mendapatkan hasil skin check yang akurat. Hasilnya cukup mengejutkan. Ternyata kulit saya tidak kering, hanya terlalu banyak kulit matinya. To be honest, I was ready for the worst. Soalnya saya bukan tipe yang rajin merawat kulit meski bukan tipe yang dandan ketika keluar rumah.
Setelah Skin Check ada penjelasan juga tentang kulit.
Talkshow yang seru tentang kulit
Si dokter yang ceplas ceplos dan mengundang tawa itu kemudian menjelaskan bahwa setelah usia 28 tahun, kulit mulai kering dan epidermis megelupas sekitar 5-6 minggu sekali. “Biasanya ditandai dengan kulit kering setelah pemakaian produk, padahal di minggu-minggu sebelumnya tidak terjadi apa-apa. Masalahnya, kita sering gagal move on dari satu jenis produk terutama krim dan pelembab muka karena takut mencoba yang baru akan membawa efek tidak menyenangkan untuk kulit wajah. Padahal kulit kita berubah, jadi kita juga harus berubah.”

Saya sudah mempraktekan teori tersebut dengan shampoo. Gara-gara waktu itu pergi konsultasi ke satu klinik kecantikan dan dibilang kena seboroik di kulit kepala, saya jadi coba-coba sendiri. Kalau shampoo A sudah membuat kulit kepala kering dan gatal, saya segera ganti merk. Meskipun tidak seampuh shampoo racikan dokter, tapi cukup membantu permasalahan saya. Tapi itu kan rambut ya.

Anyway, back to nasihat si dokter, sebaiknya kita yang sudah dewasa menghindari sabun bayi karena kulit bayi basa sementara kulit kita asam. Selain itu, jangan langsung berasumsi kulit Anda berminyak karena kulit kering memproduksi minyak berlebih untuk mempertahankan kelembabannya. Jadi, sebaiknya menggunakan pelembab di malam hari sebelum tidur karena pada saat tidur itu biasanya kita tidak minum dan cairan jadi berkurang.

Masalahnya, kondisi ini berbeda pada setiap orang.

Ini yang namanya Ma Creme
Produk IOMA bukan hanya Ma Creme tapi ada banyak rangenya
Hasil skin test saya dilengkapi dengan rekomendasi Ma Crème yang sebaiknya digunakan. Ma Crème adalah produk unggulan IOMA yang diracik sesuai kebutuhan kulit setiap individu. Terdiri dari 3 serum hidrasi dan 5 serum regenerasi, Ma Crème ini dapat membentuk lebih dari 40 ribu kombinasi racikan untuk kebutuhan kulit yang kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk krim siang dan krim malam. Hal ini penting menurut Miranti karena kulit yang berubah berarti masalah yang berganti. “Misalnya pada awal cek masalahnya adalah kelembaban, lalu setelah sekitar 3 bulan pada saat krim habis dan cek ulang, masalahnya ada pada kecerahan kulit. Jadi rekomendasinya belum tentu sama karena keadaan kulit berubah.”

Menarik. Dudu juga sempat tertarik dengan campuran-campuran yang menurutnya seperti percobaan ilmiah itu. Ternyata #DateWithDudu kali ini membawa kejutan tersendiri, termasuk kecerewetan Dudu (yang menurut dia dikategorikan sebagai “perhatian seorang anak”) supaya saya tidak malas merawat wajah. Iya sih, masa kulit saya kalah mulus sama zombie di film Train To Busan?

P.S. Thanks to Dudu yang sudah dengan sabar menemani saya skin check dan talkshow. 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.