31 October 2016

Powerful Content, Great Responsibility

Blogger bisa aktual. Blogger juga bisa beropini asalkan relevan dan dapat dipertanggung jawabkan. Dan semua itu kembali ke pada content blognya. Begitulah satu oleh-oleh yang saya bawa pulang dari acara berjudul "The Power of Content" yang diadakan oleh Serempak di Binus fX Sudirman di Hari Blogger Nasional kemarin.

Acara yang menghadirkan pembicara yang inspiratif di paruh pertama seperti Ratna Susianawati, Asisten Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 
Founder IWITA Martha Simanjuntak, dan Maman Suherman yang dikenal sebagai penulis buku dan notulen di acara TV Indonesia Lawak Club. 
Para pembicara "The Power of Content" berfoto di akhir acara.
Cerita Kang Maman tentang perempuan yang kerap dipandang rendah dan sebelah mata oleh beberapa patriarchist society, menutup bagian awal acara yang membahas tentang perempuan dan program yang diusung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak lewat Serempak dan IWITA menghadirkan cara baru untuk mendukung program kementrian yang dirangkum dalam 3ends, yaitu mengakhiri kekerasan, perdagangan serta kesenjangan akses ekonomi terhadap perempuan dan anak.

Serempak dan Iwita menjadi contoh perwujudan nyata untuk mengubah cara pandang terhadap perempuan. Soalnya, seperti kata Kang Maman, "harus diingat bahwa perempuan juga merupakan pilar keluarga." Lantas Kang Maman memaparkan fakta penting bahwa setiap hari 35 perempuan jadi korban kekerasan seksual tapi tidak tersedia ruang untuk pengaduan. Kurangnya fasilitas untuk mendukung keamanan perempuan dan anak2, misalnya desa ramah anak, telepon sahabat anak, satgas perlindungan perempuan di airport dan pelabuhan.

Ani Berta, blogger senior dan social media activist, berbagi pengalaman yang menginspirasi.
Di sinilah peran kekuatan content kita berperan. Di bagian kedua, Ina A. Murwani, Deputy Head of Marketing Binus Business School mengajarkan bagaimana membangun brand pada blog kita. Menurut saya hal ini penting untuk mendukung powerful, content yang kita miliki agar menjadi lebih menginspirasi lagi. Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan:

  • Tema. "Kalau sudah ketemu tema jangan melarikan diri dari tema itu karena tema mengcreate personality," begitu kata Ina. Bahkan kalau tema kita gado-gado pun, itu sudah merupakan sebuah tema. Namun branding lebih kuat hanya pada 1 kategori dan target pembaca yang sudah terbentuk. Kalaupun tema kita gado-gado, tapi kita banyak tulisan tentang perempuan, orang juga akan ingat kalau kita pejuang hak perempuan.
  • Branding beyond name. Bukan hanya nama, tapi font, logo, warna dan tagline juga penting. Tagline? Yes, karena blog sangat personal jadi melalui proses mencari identitas inilah kita dapat menemukan wujud blog kita. Bahkan warna juga pengaruh, karena ada beda makna dalam warna. Katanya warna hijau itu yang paling mudah diproses oleh mata.
  • Choose Image wisely. Memilih image juga penting agar pesan kita tersampaikan dan sesuai dengan target yang kita inginkan. Pemilihan kata memang penting, tapi sometimes a picture worth a thousand words.
Menulis blogpost ini ternyata tidak selesai secepat yang saya inginkan, meskipun nasihat Ani Berta, social media activist dan sekjen IWITA, salah satu pembicara hari itu mengajarkan agar hard new ditulis maksimal 2 hari setelah acara, memaparkan 5W + 1H agar akurat dan tidak kalan dengan media mainstream. “Jangan tunggu ada feel, tapi tulis saja apa yang kita lihat dan rasakan." Cerita Ani menginspirasi saya agar tidak meremehkan kekuatan konten di mana pun mereka berada, soalnya dari contributor website Serempak, blogger senior yang satu ini sudah keliling Indonesia, mewakili Indonesia di ajang internasional dan direkrut perusahaan asing untuk menjadi penyedia konten. That’s how powerful your writings could be. Makanya kalau menulis tidak boleh sembarangan. Tapi tidak boleh kelamaan juga haha.

Pembicara terakhir di acara tersebut adalah Irwin Day dari Nawala yang mengajarkan bahwa “Blog harus mendidik, menarik dan menghibur. Lalu harus menginspirasi.” Irwin mendirikan Nawala, sebuah DNS filter, karena khawatir dengan situs internet berbasis pornografi yang diakses oleh anak-anak yang datang ke warnet miliknya. Kekuatan konten negatif dapat mempengaruhi anak-anak sehingga filter ini diharapkan dapat mengurangi yang negatif dan memberikan lebih banyak konten positif pada anak-anak.. 

Ina A. Murwani, Deputy Head of Marketing Binus Business School
menerima cinderamata dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Mengikuti cerita para pembicara tentang kekuatan content, saya jadi terpikir nasihat Paman Ben-nya Spiderman, with great power comes great responsibility. Coba bayangkan, bagaimana kerennya kalau ada orang mencari situs pornografi dan malah menemukan tulisan anti-pornografi kita di deretan pertama search engine. Jadi sebagai blogger yang memberikan content, kita harus memiliki rasa tanggung jawab untuk ikut membangun bangsa dan tidak meremehkan kekuatan sebuah tulisan.

Menjawab pertanyaan Ibu dosen Ina di awal presentasinya: Blogger mati meninggalkan apa? Meninggalkan kekuatan untuk menggerakan manusia. 

2 comments:

  1. Judulnya saja sudah memberi energi: The Power Of Content!
    Content is the KING!
    Pas ini:

    "Mengikuti cerita para pembicara tentang kekuatan content, saya jadi terpikir nasihat Paman Ben-nya Spiderman, with great power comes great responsibility" mendadak kangen Spiderman yang humble

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, makanya Mba aku selalu berpikir menulis itu tanggung jawabnya besar banget.

      Delete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.