20 October 2010

"Lihat, Ma, Lihat!"

Dari dulu saya orangnya cuek. Setelah punya anak, saya berusaha care supaya saya bisa melihat dan mengabadikan moment berharga yang lewat. Soalnya, sekali lewat kan moment itu tidak akan kembali lagi. Tapi, dasar nasib, saya sering terlalu fokus pada sesuatu sampai sering melewatkan yang dibilang sebagai "Gain Moment" anak saya. Padahal, saya sudah bertekad untuk menghilangkan sifat cuek saya ini demi a moment happens once in a lifetime.


Andrew lahir waktu saya masih kuliah. Sebulan setelah melahirkan, saya kembali kuliah dengan jadwal tidak tentu. Setelah kuliah ya saya pulang ke rumah (karena Andrew ASI waktu itu), tapi kok ya anak saya ini memilih "memutuskan" tali pusar saat saya sedang kuliah. Tahu-tahu Mama saya menyambut saya dengan sisa tali pusar di tissue. "Lihat nih, tali pusar Andrew sudah lepas." Yahhhhhh. Kenapa bukan saya? Terulang lagi waktu Andrew belajar jalan. Saya dan teman-teman sekampus sedang sibuk bikin scrapbook. Saya, saking konsentrasinya, sampai tidak melihat first steps si Andrew. Teman saya sampai heboh. "Ruth, lihat Ruth! Si Andrew JALAN!" Barulah kita nengok semua satu meja and saya segera mengeluarkan kamera. Yahhhhh kelewatan lagi deh!

Setelah menjadi seorang ibu bekerja, saya semakin kehilangan moment tersebut. Pergi pagi pulang malam, duhhh kapan ya saya bisa menyaksikan secara live moment tumbuh kembang anak saya dan bukan laporan dari mama, si mbak atau Andrew sendiri. Sedih rasanya. Dengan spend time 8+jam sehari di luar rumah dan seringnya ketemu anak sudah tidur, I know I'll miss many moments. Argh!Apalagi saya juga punya "kewajiban" mengabadikannya demi si daddy yang tinggal di luar negeri. Kl saya melewatkan moment itu, dia juga jadi ngga bisa lihat karena saya ngga posting blog or kirim foto. Lalu siapa yang mendampingi anak saya melalui moment tumbuh kembangnya? Masa iya si mbak atau cicak di dinding....

Browsing blog pribadi saya ke belakang, saya jadi ketemu solusinya: Travelling. Karena jarang berduaan, saat-saat jalan berdua menjadi ajang pamer buat Andrew untuk menunjukkan ke Mamanya apa yang dia sudah bisa lakukan. Waktu pulang dari Amerika ke Indonesia, dia pertama kali bisa melambaikan tangan di airport Taipei. Waktu itu dia duduk jauh sama mama saya, sementara saya ke kamar mandi. Saya lambaikan tangan saya, eh loh, kok dia balas melambai? Wahhhhh... Yang ada saya ngga jadi ke toilet tapi foto-foto dulu deh! Atau pas saya antar Andrew (saat itu 3 thn) casting, dia disuruh mengancingkan baju. Dia coba dan berhasil. Loh kok? Saya ngga tau dia sudah bisa mengancingkan baju sendiri! Hebat! Biarpun mungkin di rumah sudah pernah, tetap saja saat itu menjadi yang pertama buat saya.

Atau kemarin pas jalan-jalan ke Semarang. Andrew (sekarang udah 4thn) ngotot mau mandi sendiri. Saya pikir, alahhh, apa bisa? Selama ini juga dia mandi berendam di bak sambil dikeramasin sama si mbak. Suruh pegang gayung sendiri, sabunan sendiri... yakin nih? Ternyata begitu saya tinggal, terdengar suara byur byur. Ah, paling main air, pikir saya, masih pesimis. Tahu-tahu dia memanggil. "Ma, lihat, Ma! Aku lagi mandi sendiri." Buru-burulah saya mendekati kamar mandi, dan benar saja. Dia bisa sabunan sendiri, bilasan sendiri, yang perlu dibantu tinggal keramasnya saja. Entah karena sudah terbiasa punya mama cuek atau karena memag suka pamer, Andrew sekarang selalu memanggil saya saat dia mencoba sesuatu yang baru. Dan bagi saya, tidak ada kata sibuk untuk mengiyakan panggilan Andrew dan mendampinginya melewati masa tumbuh kembang itu.

Mendapat laporan orang lain soal Andrew bisa A, B C? Ngga apa-apa deh, saya tau saya pasti dapat replay-nya waktu Andrew teriak "Ma, Lihat, Ma!"

(Tulisan ini menjadi salah satu pemenang lomba menulis yg diadakan oleh Abbott & Ayahbunda. Dibuatkan booklet loh hihihi)






No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.